Issues

7 Pemenang WEPs Awards Indonesia 2021: Berdayakan Perempuan, Tekan Bias Gender

Atas upayanya mendorong kesetaraan gender dalam praktik bisnis, ketujuh perusahaan ini memperoleh penghargaan WEPs Awards 2021 dari UN Women Indonesia.

Avatar
  • December 10, 2021
  • 10 min read
  • 438 Views
7 Pemenang WEPs Awards Indonesia 2021: Berdayakan Perempuan, Tekan Bias Gender

Diselenggarakan untuk memberikan panduan kepada bisnis dalam mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tempat kerja, marketplace, dan masyarakat, Women’s Empowerment Principles (WEPs) digagas oleh UN Global Compact dan UN Women untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya  kesetaraan gender.

Oleh karena itu, UN Women Indonesia menggelar WEPs Awards 2021 pada Oktober lalu, untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan berikut ini, yang telah mempraktikkan kesetaraan gender, dan selaras dengan prinsip pemberdayaan perempuan. Selain itu, penghargaan ini diberikan untuk mendorong perusahaan lain untuk menciptakan tempat kerja inklusif gender dan bergabung dalam mendukung WEPs

 

 

  1. Nicke Widyawati, CEO PT Pertamina (Persero)

Dengan visi meningkatkan inklusivitas dan kesetaraan gender di lingkungan kerja, Pertamina, dipimpin oleh Nicke Widyawati selaku CEO, membentuk Komunitas PERTIWI sebagai mitra perusahaan dalam berbagai bidang, seperti pengembangan bakat, keberlanjutan perusahaan, kesejahteraan pekerja, serta kemitraan dan komunikasi.

Perusahaan BUMN ini juga menetapkan target pekerja perempuan dalam bakat yang dinominasikan di seluruh Pertamina Group, dan program-program pengembangan kapabilitas lewat pelatihan webinar dan kampanye. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terkait pentingnya kesetaraan gender dalam peningkatan kinerja bisnis perusahaan.

Kemudian, kerja sama juga dilakukan dengan sejumlah lembaga yang berfokus dalam kesetaraan gender, seperti Srikandi BUMN, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), UN Women, Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), dan United States Agency for International Development (USAID).

Untuk memperluas kesempatan perempuan mengenyam pendidikan di program Science, Technology, Engineering, Math (STEM), PERTIWI meluncurkan beasiswa Sobat Bumi dan Pertamina Foundation Sains. Melalui beasiswa tersebut, Pertamina mengharapkan inovasi yang dimiliki perempuan dapat direalisasikan.

Walaupun baru diresmikan pada awal 2021, terdapat beberapa hasil dari dibentuknya PERTIWI, seperti meningkatnya ketertarikan perempuan terhadap bisnis energi dan Pertamina, adanya kerja sama dengan internal maupun eksternal untuk mencapai kesetaraan gender, terciptanya inovasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan sosial, dan ketersediaan perempuan yang mampu menduduki posisi dewan direksi.

Kemudian, PERTIWI juga mendorong pembentukan jalur pelaporan diskriminasi dan pelecehan di tempat kerja, serta menambahkan materi diskriminasi dan pelecehan di tempat kerja dalam pelatihan pekerja baru dan pekerja mutasi di Pertamina.

Upaya Nicke dalam membentuk Komunitas PERTIWI merupakan kali pertama di Pertamina, yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Ia tidak hanya fokus pada pemberdayaan perempuan dalam ruang lingkup Pertamina, tetapi di masyarakat lewat berbagai kegiatan pendampingan dan pelatihan, bagi pengusaha perempuan yang memiliki usaha kecil dan menengah.

Menurut Nicke, kesetaraan di lingkup pekerjaan bukan saja isu sosial, melainkan juga bisnis. Karena itu, ia turut mendorong Pertamina untuk meningkatkan praktik kesetaraan gender berdasarkan perkembangannya, dan pionir di BUMN agar perusahaan lainnya melakukan hal yang sama.

Dalam masa kepemimpinannya, Pertamina meluncurkan Pertamina Industrial Peace Level (PIPL) Audit, yakni mengukur praktik perusahaan dalam mendukung kesetaraan gender. Beberapa aspek yang diukur di antaranya Non-Discriminatory Policy, Diversity Training termasuk Gender Bias Training, Gender Pay Gap Survey. Kemudian terdapat Availability of Women Resources Group, Sexual Harassment Prevention Measurement, dan Dependent Care Practices, termasuk ruang menyusui, cuti hamil dan melahirkan, serta childcare.

Baca Juga: Kebijakan SDM yang Lebih Inklusif Dorong Keberagaman di Tempat Kerja

Alhasil, pada WEPs Awards 2021, Nicke Widyawati meraih penghargaan pada kategori “Leadership Commitment”. Kategori tersebut diberikan kepada pemimpin perusahaan yang berkomitmen untuk menciptakan kebijakan inklusif, membuat regulasi atau mempraktikkan kesetaraan gender di tempat kerja, membuat komitmen atau menyampaikan pesan yang sensitif gender kepada publik.

  1. L’Oréal Indonesia

L’Oréal Indonesia menciptakan perusahaan inklusif gender melalui berbagai program yang dilaksanakan, seperti proses rekrutmen, manajemen karier, pelatihan dan pengembangan, total rewards program, serta program “Share and Care” untuk mencapai perlindungan sosial.

Dengan komitmennya memperjuangkan kesetaraan gender, L’Oréal Indonesia meyakini hal tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan, performa kinerja, dan pertumbuhan pekerjanya. Pun terdapat beberapa program untuk mempromosikan kesetaraan gender, yang dilandaskan pada dua komponen.

Pertama, memfasilitasi pengasuhan anak dan work-life balance, serta kesejahteraan pekerja laki-laki dan perempuan. Dalam program tersebut, perempuan pekerja dipastikan dapat mengembangkan diri, melatih kepemimpinan, dan kesuksesannya dalam berkarier, tanpa menjadikan perannya sebagai ibu sebuah tantangan.

Kedua, pekerja laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk dipromosikan, menerima upah yang sama, keseimbangan gender dalam organisasi, dan akses ke pelatihan dan mobilitas internasional.

Sebagai hasil dan keberlanjutan inisiatif tersebut, terdapat 43 persen perempuan dalam lingkungan kerja, 49 persen perempuan menduduki posisi penting, dan tujuh dari 14 perempuan berada dalam Komitmen Manajemen.

Lewat inisiatifnya, L’Oréal Indonesia memenangkan penghargaan dalam kategori “Gender-inclusive Workplace” di WEPs Awards 2021. Penghargaan tersebut diberikan untuk perusahaan yang mengupayakan inklusif gender, termasuk mendukung pengaturan kerja yang fleksibel, sebagaimana diterapkan oleh L’Oréal Indonesia.

Baca Juga: Kenyamanan, Kesempatan Kerja bagi Perempuan: Kunci Adaptasi Perusahaan Era Pandemi

  1. The Body Shop® Indonesia

Sebagai perusahaan skincare, kosmetik, dan parfum asal Britania Raya, The Body Shop turut memperjuangkan keadilan gender untuk menciptakan dunia yang adil dan aman bagi perempuan. Dalam mengadvokasi perempuan dan anak-anak, brand yang didirikan oleh Anita Roddick ini meluncurkan program “Stop Violence at Home” pada 2004-2008, dan “Stop Child Trafficking” pada 2009-2012.

Meningkatnya kasus kekerasan seksual menggerakkan The Body Shop® Indonesia meluncurkan “Semua Peduli, Semua Terlindungi #TBSFightForSisterhood”. Dengan menjangkau 5 juta orang dan mengumpulkan hampir 500.000 tanda tangan petisi, gerakan tersebut memberikan ruang bagi korban dan penyintas untuk mendapatkan keadilan, membantu perempuan hidup di lingkungan aman dan bebas dari kekerasan, serta mendesak pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS).

Untuk memulai inisiatif itu, The Body Shop® Indonesia mengedukasi pekerjanya untuk memahami dan memperjuangkan isu ini, serta membentuk perusahaannya sebagai ruang aman. Selain itu, mereka bekerja sama dengan sejumlah komunitas, mitra, masyarakat, dan media. Salah satu fokus yang dilakukan ialah penanganan trauma, memberikan layanan konseling psikologis gratis bagi perempuan dan anak korban kekerasan seksual, dan pencegahannya.

Berdasarkan inisiatifnya, The Body Shop® Indonesia berhasil mendorong RUU PKS masuk ke 33 RUU Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2021, serta menjadi perusahaan pertama yang hadir dan membicarakan sebuah isu tanpa keterkaitan dengan bisnis yang dijalankan.

Berkat upaya tersebut, perusahaan ini meraih penghargaan pada kategori “Community Engagement and Partnership”, dalam WEPs Awards 2021. Kategori tersebut diberikan untuk perusahaan yang mempromosikan kesetaraan gender, lewat keterlibatan dan kemitraan masyarakat ke dalam strategi berkelanjutan, program filantropi, serta mendukung dan berkolaborasi dengan organisasi maupun Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).

Baca Juga: Bentuk Diskriminasi Gender di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya

  1. Gojek

Perusahaan teknologi yang didirikan oleh Nadiem Makarim pada 2010 ini menerapkan keragaman dan inklusi melalui laporan Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh rantai bisnisnya.

Sebagai sebuah platform, Gojek fokus memantau dampak sosial terhadap ratusan ribu pedagang, dan langkahnya mencapai target untuk menghilangkan hambatan dalam mengakses platform, bagi mitra pengemudi perempuan dan perempuan pemilik Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Untuk itu, tindakan utama yang dilakukan adalah transparan dalam mempersiapkan dan mempublikasikan laporan perusahaan. Gojek melakukan penilaian materialitas komprehensif, yang memerlukan konsultasi ekstensif di seluruh pemangku kepentingan yang beragam, menampilkan keragaman dan inklusi sebagai salah satu permasalahan penting bagi perusahaan dan ekosistemnya.

Kemudian, laporan tersebut disusun dengan melibatkan pemangku kepentingan dan mitra, untuk memastikan hubungan yang dibangun tidak hanya sistematis, tetapi bermakna untuk perencanaan jangka panjang. Mereka juga berkolaborasi dengan berbagai pihak eksternal untuk membangun kredibilitas dan pemahaman mencapai kesetaraan gender di perusahaan dan seluruh platform Gojek.

Berdasarkan upayanya, Gojek meraih penghargaan dalam WEPs Awards 2021 untuk kategori “Transparency & Reporting”. Kategori ini diberikan untuk perusahaan yang berkomitmen untuk bersikap transparan dan melaporkan data gender yang melampaui persyaratan minimum. Selain itu, kategori tersebut diberikan untuk perusahaan berkerangka kerja akuntabilitas dan menetapkan target secara konsisten yang dilaporkan, dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kinerjanya pada indikator gender.

  1. PT AMAAN INDONESIA SEJAHTERA

Sebagai perusahaan niaga yang dirancang untuk memberdayakan perempuan pengusaha mikro dan keluarganya, AMAAN Indonesia yang berprinsip “Do Good Do Well” ingin memberikan dampak positif melalui kinerjanya.

Mereka ingin mengentaskan kemiskinan lewat berbagai cara terintegrasi, misalnya memiliki tabungan dan penghasilan tambahan, memiliki akses terhadap air minum, sanitasi dan kesehatan yang baik, sandang dan pangan yang cukup, serta mampu menyekolahkan anak-anak. Pun masih banyak perempuan yang membutuhkan literasi keuangan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, AMAAN berupaya melakukan beberapa tindakan nyata, seperti memberikan akses pembiayaan kepada perempuan pengusaha mikro di enam provinsi di Indonesia, memberikan akses pengetahuan terkait pengelolaan keuangan, usaha, kesehatan, dan pendidikan, serta menggali kebutuhan perempuan pengusaha mikro untuk meningkatkan kualitas layanan.

Berdasarkan upayanya itu, AMAAN bukan hanya memberikan layanan dan menyalurkan pembiayaan terhadap perempuan pengusaha, melainkan membuka lapangan kerja kepada 2.500 karyawan selama pandemi yang mayoritasnya perempuan.

Atas inovasinya, AMAAN memenangkan penghargaan di kategori “Gender-Responsive Marketplace”. Penghargaan tersebut diberikan untuk perusahaan yang menginisiasikan gender lens di seluruh rantai nilai, termasuk mendukung pengusaha perempuan lewat pengembangan kapabilitas, serta mengimplementasikan program progresif dari bisnis yang dimiliki perempuan atau perusahaan responsif gender.

  1. Tamara Dewi Gondo Soerijo, CEO Liberty Society

Didirikan pada 2019, Liberty Society merupakan perusahaan sosial fesyen yang memberdayakan perempuan terdampak kekerasan, untuk meningkatkan keterampilan, serta akses ke pasar dan komunitas.

Bergerak di bawah kepemimpinan Tamara Soerijo, mulanya perusahaan ini melihat banyaknya imigran dari Timur Tengah yang mengungsi di Indonesia, dan tidak memiliki layanan kesehatan maupun pendidikan. Bahkan, pengungsi perempuan mengalami diskriminasi, kekerasan domestik, dan pelecehan seksual.

Oleh karena itu, mereka bergerak untuk memberdayakan guna mengatasi kesenjangan tersebut melalui beberapa inisiatif. Pertama, menciptakan komunitas yang aman dan mendukung, untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan anak-anak. Kedua, storytelling melalui produk berkelanjutan.

Ketiga, membuat alternatif berkelanjutan untuk brand fesyen. Keempat, memulai pelatihan yang dapat ditiru sebagai model pekerjaan bagi kelompok terpinggirkan. Kelima, meningkatkan kesehatan dan pendapatan sosioemosional masyarakat.

Dengan pengalaman serta pelatihan sebagai pemimpin selama tujuh tahun di bidang pengembangan komunitas, Tamara membantu proses pengembangan ide di dalam tim. Setelah bergabung dengan United Edge, sebuah perusahaan yang mendukung dan memberdayakan orang-orang yang memperjuangkan keadilan sosial dan lingkungan, sekaligus inkubator Youthcolab Human Mobility UNDP, ia memiliki pemahaman akan metrik dampak dan infrastruktur pemberdayaan gender.

Berdasarkan upayanya, Tamara memperoleh penghargaan pada kategori “Youth Leadership” dalam WEPs Awards 2021. Kategori tersebut diberikan untuk para pemimpin di bawah 35 tahun, yang berkontribusi dalam mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tempat kerja, marketplace, maupun komunitas.

  1. Aparna Bhatnagar Saxena, CEO TORAJAMELO

Dipimpin oleh Aparna Saxena, Torajamelo menjalankan berbagai proyek di Asia Tenggara yang berfokus pada pemberdayaan dan pendidikan bagi perempuan, terutama yang berasal dari kalangan kurang mampu dan komunitas tidak berprivilese. Mereka meluncurkan program, di antaranya She Loves Data, Shakti Girls Education Trust, Colors Foundation, dan Future Female Business School.

Secara konkret, mereka mewujudkan visinya tersebut dengan mengimplementasikan kesetaraan gender di perusahaan, seperti dalam perekrutan, pelatihan, dan cara memperlakukan pekerja. Torajamelo menghubungkan pekerja tetap dan magangnya ke perempuan sukses di Indonesia, lewat sesi berbagi pengalaman yang menginspirasi kesuksesan mereka, di tengah dunia kerja Asia Tenggara yang didominasi laki-laki.

Melalui bisnis pakaian tenun, Torajamelo berhasil membangun komunitas dan membuat pelatihan yang berdampak bagi para penenun Indonesia. Saat ini, mereka bekerja sama dengan lebih dari 1.200 penenun dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pelatihan yang diberikan juga meningkatkan pendapatan para penenun di Toraja sekitar 550 persen, yang dibantu promosi budaya yang tidak hanya memenuhi permintaan pasar akan tekstil tenunan, tetapi juga melestarikan 27 motif asli.

Berdasarkan upayanya, TORAJAMELO meraih gelar SME Champion untuk kategori “Leadership Commitment”. SME Champion ini memberikan penghargaan khusus terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) yang berkontribusi dalam mendorong kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan inklusi sosial, termasuk krisis dan pemulihan akibat pandemi. Mereka juga berperan sebagai penggerak ekonomi di Indonesia, pun banyak keterlibatan perempuan di dalamnya sehingga inisiatifnya perlu diapresiasi.

WEPs Awards 2021 dapat disaksikan pada tautan berikut ini.


Avatar
About Author

Aurelia Gracia

Aurelia Gracia adalah seorang reporter yang mudah terlibat dalam parasocial relationship dan suka menghabiskan waktu dengan berjalan kaki di beberapa titik di ibu kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *