Community

Hari Perempuan Sedunia: Ramai-ramai Dobrak Bias lewat Aksi Sosial

Berbagai aksi sosial digalang saat perayaan Hari Perempuan Internasional.

Avatar
  • March 8, 2022
  • 4 min read
  • 326 Views
Hari Perempuan Sedunia: Ramai-ramai Dobrak Bias lewat Aksi Sosial

Perayaan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret setiap tahunnya, diperingati dengan berbagai cara oleh banyak lapisan masyarakat. Pada 2022, sejalan dengan tema global #BreakTheBias, ramai-ramai diserukan pesan mendobrak bias dan stereotip berbasis gender yang kerap menyudutkan perempuan yang dapat berujung pada diskriminasi.

Di Indonesia, tak sedikit aksi-aksi sosial yang digelar oleh berbagai organisasi dan individu demi mencapai tujuan tersebut. Salah satu platform yang cukup banyak dimanfaatkan oleh anak muda adalah aplikasi Campaign #ForChange, wadah bertemunya organisasi/ komunitas sosial, suporter yang mendukung kampanye, dan sponsor yang mengonversi aksi-aksi tersebut menjadi donasi.

 

 

Dalam aplikasi yang digarap oleh startup sosial Campaign.com, hingga saat ini ada 426 organisasi/ komunitas sosial yang bergabung dan meluncurkan kampanye sosial dengan lebih dari 413 ribu aksi dari para suporter, dan lebih dari Rp1,52 miliar donasi yang disalurkan. Kampanye sosial yang berjalan, membawa fokus pada isu perempuan dengan tujuan yang beragam, seperti persoalan sosial seputar gender yang memiliki banyak dimensi dan lapisan.

Baca juga: Hari Perempuan Sedunia, Jumlah Pengusaha Perempuan di Tokopedia Melejit

Salah satunya, kampanye yang diusung MotherHope Indonesia, organisasi yang bertujuan menciptakan ruang aman bagi ibu baru untuk berbagi tanpa dihakimi. Organisasi ini tengah menjalankan #SayangiIbuCegahDepresi di aplikasi Campaign #ForChange yang mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan emosional dan praktikal kepada ibu hamil dan pascamelahirkan.

Nur Yana, pendiri MotherHope Indonesia mengungkapkan, “Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2008, 10-50 persen ibu mengalami depresi pada masa kehamilan hingga setahun pascamelahirkan. Depresi yang tidak tertangani dengan baik dapat berdampak buruk pada ibu, janin maupun bayi yang dilahirkan. Beberapa penelitian menunjukkan pula, dukungan sosial dapat efektif dalam pencegahan dan pemulihan depresi pascamelahirkan.”

Sumber: Campaign.com

 

Guna mendukung upaya itu, imbuh dia, MotherHope Indonesia memberikan kegiatan edukasi kepada ibu hamil, pascamelahirkan, dan keluarga.

Setiap aksi yang selesai dari para suporter dalam kampanye ini akan dikonversi menjadi donasi yang digunakan untuk menyelenggarakan seminar kesehatan berjudul “Happy Mom, Healthy Baby” dan pemberian makanan tambahan bergizi kepada 100 ibu hamil dan pascamelahirkan di Ubud dan Denpasar, Bali.

Baca juga: Sejarah Perempuan dan Bulan Maret

Selain itu, ada pula Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) yang belum lama ini meluncurkan kampanye #LindungiPekerjaMigran di aplikasi Campaign #ForChange. Melalui kampanye ini, KPI menyuarakan tentang kebutuhan akan perbaikan kualitas perlindungan hukum bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Pasalnya, 70 persen dari 1,4JT PMI merupakan perempuan, namun hukum negeri ini belum memberikan aturan turunan khusus bagi para PMI perempuan meski terbukti mereka merupakan kelompok rentan.

Nantinya, donasi yang terkonversi dari aksi-aksi di kampanye ini akan digunakan untuk mendanai pembuatan naskah akademik RAPERDA Penyelenggaraan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

Kemudian ada pula Asha Puan, komunitas yang bergerak di isu kesetaraan gender. Bekerja sama dengan Yayasan Pulih sebagai salah satu penggerak utama kesetaraan gender di Indonesia, mereka meluncurkan kampanye sosial #BerbagiPeran.

Yasmin Afifah, pendiri Asha Puan mengungkapkan, kampanye sosial ini digagas karena terdorong oleh peningkatan intensitas pekerjaan rumah tangga akibat pembagian yang tidak merata yang dialami oleh perempuan sejak pandemi COVID-19.

Baca juga: Bagaimana Perempuan Lokal Maknai Hari Perempuan Internasional

“Dengan adanya kampanye ini, diharapkan terlahirnya kebiasaan baru laki-laki yang tergerak untuk berbagi peran domestik dan tidak ada lagi stigma bahwa ini merupakan ‘kewajiban’ perempuan semata karena peran itu bisa dikerjakan bersama-sama,” tutur Yasmin.

Donasi yang terkonversi nantinya akan digunakan untuk pelaksanaan lokakarya gratis seputar pembagian peran anggota keluarga di dalam rumah tangga bersama Yayasan Pulih.

Masih banyak lagi kampanye sosial tentang isu perempuan lainnya dalam aplikasi Campaign #ForChange. Bagi publik yang ingin merayakan Hari Perempuan Internasional dengan cara yang berbeda dan beraksi nyata bagi masyarakat, mengambil aksi sosial di aplikasi Campaign #ForChange bisa menjadi salah satu alternatif.

Cukup unduh aplikasi Campaign #ForChange di Play Store atau App Store, daftar, dan cari kampanye sosial seputar isu perempuan di kategori ‘kesetaraan’. Setiap aksi yang diambil sangat berarti untuk mendukung para penggerak kampanye sosial mencapai tujuannya menciptakan dunia yang lebih baik; dunia yang adil dan setara, yang bebas bias dan diskriminasi.


Avatar
About Author

Magdalene

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *